oleh

Menakar “Ogan Ilir Bangkit”, Untuk Siapa? Jalan Desa Masih Banyak Rusak Parah

TRIBUNE POS, OGAN ILIR | “Ogan Ilir Bangkit” menjadi motto kebanggaan duet kepemimpinan Panca – Ardani sebagai bupati dan wakil bupati Ogan Ilir. Semangat ini terus digaungkan dan menjadi citra khas rezim Panca-Ardani.

“Ogan Ilir Bangkit” mengisyaratkan seharusnya bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketertinggalan, bangkit dari ketidakadilan, bangkit dari kemiskinan dan kebodohan masyarakatnya.

Barometer diukur dari keberhasilan rezim bupati dan wakil bupati sebelumnya.

Artinya, bangkit harus lebih maju dan lebih baik dari apa yang telah dibuat oleh pemimpin terdahulu.

Oleh karena itu “Ogan Ilir Bangkit” jangan hanya menjadi slogan belaka. Namun, harus benar-benar diwujudkan, termasuk pada aspek pembangunan. Tak boleh ada yang daerah atau desa yang tertinggal. Dan tak ada desa atau daerah yang boleh tersisihkan.

Jalak rusak bak kubangan di desa Harimau Tandang. (Dok. TRIBUNEPOS.com)

Jalan Daerah Penesak dan Rambang Tersisihkan?

Perubahan Ogan Ilir Bangkit ke arah lebih baik, ternyata belum seluruhnya menyentuh daerah atau desa di Ogan Ilir, masih banyak desa-desa yang sama sekali belum tersentuh kata bangkit, jalan desanya masih rusak bahkan ada yang belum sama sekali dijama oleh pembangunan alias terkesan tersisihkan.

Daerah yang paling banyak belum tersentuh pembangunan jalan tersebut, menurut data yang dihimpun Tribunepos, mayoritas berada di daerah suku Penesak (Talang), yakni di Kecamatan Rambang Kuang, Muara Kuang, Lubuk Keliat, Payaraman dan Tanjung Batu.

Terkhusus jalan-jalan desa di Kecamatan Kuang Dalam mayoritas rusak parah. Padahal usut punya usut, daerah tersebut merupakan penyumbang PAD besar bagi Ogan Ilir dari sektor Migas. Ironis menang!.

Jalan Rusak Desa Harimau Tandang, Pemulutan Selatan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. (Dok. TRIBUNEPOS.com)

Jalan Harimau Tandang Belum ‘Bangkit’

Ternyata jalan desa rusak parah yang belum banyak tersentuh pembangunan, bukan saja diderita oleh rakyat marga Penesak.

Jalan Desa Harimau Tandang, Kecamatan Pemulutan Selatan, Ogan Ilir kondisinya juga rusak parah.

Pantauan langsung Tribunepos di lokasi, jalan menghubungkan desa Harimau Tanding dengan desa Pematang Bangsal dan Maju Jaya itu kondisinya sekarang berlumpur seperti sebuah kubangan.

Menurut keterangan warga setempat, memang sebelumnya jalan tersebut pernah sekali dilakukan pengerasan dengan dihampari batuan aggregat.

Namun saat ini kondisinya rusak parah seperti kubangan. Bahkan bukan tidak sedikit telah memakan korban pengendara yang tergelincir dan terjatuh ke lumpur karena licin.

Pernah beberapa kali guru maupun siswa yang SD, SMP dan SMKN 1 Pemulutan Selatan, harus terjatuh dalam kubangan jalan rusak tersebut. Akhirnya membuat tidak masuk sekolah.

Hal ini harus menjadi atensi khusus pemerintah, jangan sampai dibiarkan, zolim kepala rakyat namanya jika dilakukan pembiaran.

Potret jalan rusak di Ogan Ilir. (Dok. TRIBUNEPOS.com)

Menyikapi jalan rusak di daerahnya yang sering membuat pelajar maupun guru kesulitan melintasi jalan tersebut, Kepala SMKN 1 Pemulutan Selatan, Rudi Hartono angkat bicara.

Dirinya berharap ada perhatian dari pemerintah, baik pemerintah desa setempat maupun pemerintah Kabupaten Ogan Ilir sendiri.

“Harapan saya selaku kepala sekolah agar pemerintahan desa, kecamatan maupun pemerintah kabupaten Ogan Ilir agar dapat memperbaiki jalan yang rusak secepat mungkin, agar masyarakat terutama anak sekolah bisa melewati jalan tersebut dengan lancar tanpa hambatan harus tercebur lumpur dulu,” ucap Rudi kepada Tribunepos, Senin (27/2/2023).

AM (36) warga sekitar juga berharap kepada pihak terkait, meski tidak bisa langsung diperbaiki dengan di-aspal, mungkin pemerintah dapat memperbaiki jalan yang rusak itu dengan menghamparkan bebatuan saja seperti koral dan sejenisnya.

“Ceto-nye meski belum pacak di-aspal, kalu pacak mintak tembon ke batu koral. Kareno walaupun dak panjang jalan yang rusak itu, tapi sangat ganggu pengguna jalan baik warga Desa Harimau Tandang sendiri maupun warga-warga desa tetangga”, ucapnya. (Jilid I)

Wartawan: Aldi Wijaya – Masykur Nukman
Editor: Sandi Pusaka Herman

Komentar

Headline